PEKANBARU | detik24.com. Ratusan orang yang tergabung dari berbagai organisasi media, LSM, dan insan pers hari ini mendatangi Mapolresta Pekanbaru untuk meminta klarifikasi dari Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol. Berry Juana Putra, Selasa 07-08-2024.
Berawal kerahnya wartawan Riau saat membaca di media sosial salah seorang wartawan di tangkap dari kesatuan Mapolresta Pekanbaru,dalam hal temuan gudang BBM bersubsidi,atau ilegal milik Salah seorang anggota TNI AU, yang sedang bertugas di Provinsi Riau.
Dalam sebuah berita yang beredar mengatakan wartawan itu adalah abal-abal dengan penyampaian salah seorang dari apratur kepolisian yang sedang bertugas di Mapolrestan Pekanbaru..
Karena wartawan membaca bahasa perkataan tersebut langsung mempertanyakan di Kantor Polresta Pekanbaru.
Dari pantauan media hanya dengan sia-sia berdatangan sejak pagi pukul 08.00 WIB. Kedatangan mereka ini dipicu oleh janji yang diberikan oleh Kompol. Berry sehari sebelumnya untuk bertemu dan memberikan klarifikasi.
Salah satu perwakilan dari awak media, Saidina Umar, menerangkan kepada media ini bahwa sejak pagi hari pukul 08.00 WIB mereka sudah berada di Polresta Pekanbaru. Namun, hingga pukul 13.30 WIB, Kompol. Berry tak kunjung menampakkan diri.
Padahal kemarin beliau Kompol Berry sudah menjanjikan untuk berjumpa dengan kami,” ungkap Saidina Umar dengan nada kecewa.
Ketidak hadiran Kompol. Berry membuat ratusan awak media yang awalnya menunggu di diluar pagar Mapolresta Pekanbaru kemudian melakukan aksi orasi di depan pintu masuk Mapolresta sebelum membubarkan diri.
Kami ratusan wartawan sangat kecewa terhadap Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol. Berry.Wartawan berharap agar di periksa kedua belah pihak baik si penerima mau pun si pemberi sesuai UU yang berlaku di Negara kesatuan Republik Indomesia.Aliansi Wartawan Bersatu (AWB) tetap akan melakukan aksi demo yang rencananya akan kami gelar di POM Riau,” Apabila pihak Si pemberi tidak di perisaksa,.
Aksi ini dipicu oleh pernyataan Kompol. Berry di beberapa media yang mengatakan bahwa media yang tidak terdaftar di Dewan Pers adalah media abal-abal. Pernyataan tersebut dinilai sangat melukai hati insan pers.
“Terkait pernyataannya tersebut, tentunya telah melukai hati insan pers. Kita semua tahu bahwa media yang belum terverifikasi di Dewan Pers tetap diakui asalkan berbadan hukum,” pungkas Saidina Umar dalam orasi singkatnya.
Lebih lanjut, Umar menambahkan bahwa dirinya sangat menyesalkan pernyataan dari Kompol. Berry tersebut. Menurutnya, pernyataan itu telah menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
“Untuk itu, saya mewakili ratusan rekan media meminta kepada Kompol. Berry agar segera mengklarifikasi pernyataannya dan meminta maaf kepada seluruh awak media, khususnya yang tergabung di AWB. Hal ini penting agar kota Pekanbaru tetap kondusif,” tegas Umar.
Umar juga mengingatkan bahwa selama ini media selalu membantu dan telah lama bersinergi dengan pihak kepolisian Polda Riau dan Polresta Pekanbaru. Ia berharap pernyataan Kompol. Berry tidak merusak hubungan baik yang sudah terjalin.
“Selama ini kami selalu membantu dan sudah lama bersinergi dengan pihak kepolisian Polda Riau dan Polresta Pekanbaru. Jangan sampai pernyataan Kompol. Berry merusak hubungan sinergitas antara awak media dengan pihak kepolisian,” tutupnya.
Ratusan awak media yang hadir merasa sangat kecewa dan mendesak agar Kompol. Berry segera memberikan klarifikasi atas pernyataannya. Mereka menuntut keadilan dan penghormatan terhadap profesi jurnalis yang selama ini telah bekerja keras memberikan informasi kepada masyarakat.
Mereka juga mengingatkan pentingnya kebebasan pers dan keberadaan media dalam masyarakat demokratis. Kebebasan pers adalah pilar penting dalam demokrasi, dan segala bentuk upaya untuk melemahkan peran media harus dilawan.
Sementara itu, suasana di Mapolresta Pekanbaru tetap kondusif meskipun dipenuhi oleh ratusan awak media dan LSM. Pihak kepolisian terlihat menjaga situasi agar tetap aman dan terkendali.
Dedi.Usman.